"kadang kita terus dan terus berlari, sibuk memperhitungkan kecepatan dan memeliharanya, tapi lupa memperhitungkan ketepatan dan mengabaikan cara yang ditempuh hingga tak sadar bahwa tubuh itu terus dan terus berlari menjauh dari titik yang direncanakan".
lihatlah air yg berlomba lomba menuruni lembah, bahu membahu menyamakan arah, riakannya berkata kata tentang nasehat keistiqamahan menuju lautan. lihatlah awan yang berlarian, bergabung saling menguatkan tanpa kata kata perdebatan, sebagian dari mereka diam memberi keteduhan menahan ultraviolet yang marah dan membiaskannya menjadi keindahan.
dengarkanlah gemuruhnya membawa kabar tentang hujan, mereka bersama bertaburan menebar harapan.. sebagian menjadi pelangi menghiasi senja.
mereka tidak mengeluh tentang siang atau malam, mereka tetap sabar dihempas hempas kebebatuan. mereka tidak kecewa tertahan dirawa rawa kegalauan, mereka tetap diam dalam pengabdian menjadi rumah bagi ikan ikan. tetap bersabar hingga saatnya kemarau menguapkannya keudara kembali bergabung menjadi awan awan harapan.
lihatlah pucuk pucuk yang mengintip dari ranting menanti musim berganti,
lihatlah daun daun yang jatuh memberikan kesempatan pada daun muda yang menggantinya..
lihatlah air yg berlomba lomba menuruni lembah, bahu membahu menyamakan arah, riakannya berkata kata tentang nasehat keistiqamahan menuju lautan. lihatlah awan yang berlarian, bergabung saling menguatkan tanpa kata kata perdebatan, sebagian dari mereka diam memberi keteduhan menahan ultraviolet yang marah dan membiaskannya menjadi keindahan.
dengarkanlah gemuruhnya membawa kabar tentang hujan, mereka bersama bertaburan menebar harapan.. sebagian menjadi pelangi menghiasi senja.
mereka tidak mengeluh tentang siang atau malam, mereka tetap sabar dihempas hempas kebebatuan. mereka tidak kecewa tertahan dirawa rawa kegalauan, mereka tetap diam dalam pengabdian menjadi rumah bagi ikan ikan. tetap bersabar hingga saatnya kemarau menguapkannya keudara kembali bergabung menjadi awan awan harapan.
lihatlah pucuk pucuk yang mengintip dari ranting menanti musim berganti,
lihatlah daun daun yang jatuh memberikan kesempatan pada daun muda yang menggantinya..
lihatlah pagi yang setia menggantikan malam, bersama matahari yang belum pernah tertidur sejak penciptaannya
lihatlah.. perhatikanlah dan renungkan, lalu pahami.
kenapa pagi ini dirimu dibangunkan dengan mata yang sehat, telinga yang mendengar dan ingatan yang luar biasa tentang masa lalu masa lalu dan rencana yang tertunda semalam?
itu adalah kesempatan,
tahukah betapa berharganya nilai 1 hari besok jika kamu diizinkan tahu bahwa lusa adalah kematianmu?
lihatlah kupu kupu yang hidupnya sebentar tapi menebar manfaat,
bermain dan bekerja pada penyerbukan bunga bunga, dan menghiasi taman taman.
lihatlah lebah yang senang dalam kebaikan,
bermain dan bekerja di tempat tempat baik dan menghasilkan kebaikan, bagi anak anaknya dan manusia
lihatlah angrek yang menempel dipepohonan,
hidupnya tidak merugikan sang pohon, mandiri, bahkan berjasa memperindahnya
lihatlah.. perhatikanlah dan renungkan, lalu pahami.
dengarkanlah hatimu yang berkata kata
menasehati tubuh, mengarahkan agar lidah dan langkah kaki tetap lurus.
tapi kemudian nafsu mengubahnya
lalu hatimu menyesal
setelah tubuhmu lelah dalam kegelisahan
selalu begitu, dunia memang selalu menyediakan begitu banyak pilihan, tapi ada kalanya pilihan terbaik itu tidak kita sukai.
Adalah manusia, yg dianugerahkan hati yg indah dgn segala kelembutan dan lantunan syair syair cinta bersimfony dengan kegalauan, kesedihan, ketakutan dan kerinduan akan tempat kembali.
Dari kesedihan mendalam dan pengabaian melahirkan mahakarya mahakarya yg mampu menerbangkan manusia kesebuah design masa depan atau kembali kelorong gua masa lalu yang setiap sudutnya bergetar getar nada kenangan.
Yang atapnya menetaskan titik titik bening menelusuri stalaktit airmata yg telah mengeras dan menjadi bagian yg tak terpisahkan, meskipun ada beberpa plot yang tak sengaja terbuang dalam arsif kenangan. waktu yang berpacu perlahan menyusun arsif arsif itu dalam sebuah tempat dimana berpotong potong kisah, penatian, caci maki, kebencian dan kerabatnya berkumpul dalam rindu dendam yang kemudian terabaikan waktu dan suasana.
Seperti pagi yang terencana, rangkaian petistiwa kemudian datang menghampiri. melukiskan nama dan wajah, untuk kemudian beralu dengan goresan warna warna lain. hingga saatnya tiba, perpisahan tak terduga, dan mengawali sebuah massa yang mengikuti skenario kehidupan yang melahirkan kisah kisah tak sempurna.
lihatlah.. perhatikanlah dan renungkan, lalu pahami.
hari hari terus berlalu,
masing masing hati sibuk dengan kesibukannya
tubuh yang sibuk, fikiran yang sibuk, sementara kaki terus berlari..
hingga terlupa menentukan arah itu lebih penting dari kecepatan itu sendiri..
mari berintropeksi,
sebelum kita menemukan bahwa kita dan tubuh kita sebenarnya sedang berlari menjauhi tujuan yang seharusnya kita capai.
"karena memahami adalah kata paling bijak, yang didalamnya terukir indah rangkaian kata empathy, maaf dan cinta bahkan ikhlas!"
0 komentar:
Posting Komentar