kawulo

Foto Saya
PUTRA WAROCK PONOREOG
Jl.Bromo no:38A,Rt 03 Rw 01 Dsn Caru Ds Bajang Kec. Mlarak.Kab.Ponorogo, jawa timur, Indonesia
TEBARKAN PESONA CIPTAKAN SEMANGAT DIRI
Lihat profil lengkapku

SING MELU

Sejarah Nama Indonesia

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jerih payah pahlawannya (Ir. Soekarno, presiden I RI ). Mungkin dengan mengetahui sedikit fakta sejarah ini dapat membuat kita semua mengerti arti dari nasionalisme dan patriotisme.



Asal Usul Nama Indonesia

PADA zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.



Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. "Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.

Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang".

Sedangkan tanah air kita memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung, Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.



Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya.

Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920. Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli > antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.



Nama Indonesia Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-4, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain.

Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: ... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.



Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.



Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar dimuka bumi!



Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.



Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian.



Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam > Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.



Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.



Makna politis Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh- tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.



Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.



Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya." Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.



Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.


Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.
Nama Indonesia dalam berbagai bahasa

* Indonesia (Finnish, Indonesian, Italian, Malay, Romansh, Spanish)
* Indónesía (Icelandic)
* Indonésia (Portuguese)
* Indonesja (Maltese)
* Indonésie (Czech, French)
* Indonesië (Afrikaans, Dutch)
* Indonesien (German, Swedish)
* Indonezia (Romanian)
* Indonézia (Hungarian)
* Indonezja (Polish)
* Indonezija (Croatian, Lithuanian, Slovene)
* Indonezija (Latvian)
* Indonezio (Esperanto)
* Endonezya (Turkish)
* Indonesiana (Pig Latin)
* Indoneesia (Estonian)
* Indoneesiä (Võro)
* Indoneziya - (Bulgarian, Russian)
* Indoneshia - (Japanese)
* Indonisía - (Greek)
* Indonashia - - (Urdu)
* Yìndùnìxiyà - baca: Intunisiya(Tionghoa)

0 komentar:

Posting Komentar

LABEL

kajian (71) koplo (52) KEJAWEN (32) PALAPA (22) HOUSE MIX NONSTOP (20) KOPLO RELIGI (17) KOPLO SERA (17) KOPLO MONATA (14) PENGAJIAN UMUM (14) RAMADHAN (14) RGS (12) sejarah (11) TEMBANG KENANGAN (10) campursari (10) KOPLO ELECTON (9) gending (9) saridin (9) KOPLO NEW COBRA (7) KOPLO SONATA (6) SEJARAH ISLAM (6) TOPRAK (6) KOPLO PANTURA (5) FAKTA DALAM ISLAM (4) IMSAKIYAH RAMADHAN (4) KOPLO LOKAL PONOROGO (4) KOPLO MUSTIKA (4) TIPS (4) dangdut (4) KOPLO AVITA (3) KOPLO RD 26 (3) KOPLO TEPOS (3) SYA'BAN/RUWAH (3) radio streaming (3) ASSALAM RELIGI (2) JARANAN SAFITRI PUTRO (2) KOPLO KANAYA (2) KOPLO NIRWANA (2) KOPLO ONE PALLAPA (2) KOPLO PRIMA (2) KOPLO SABHARA (2) KOPLO SAKATTO (2) KOPLO SAVANA (2) KOPLO SUFEDA (2) LIRIK SHOLAWAT (2) MONATA RELIGI (2) MOTIVASI (2) PALLAPA RELIGI (2) RGS RELIGI (2) SHOLAT (2) 10 JEMBATAN TERPANJANG DI DUNIA (1) 10 JEMBATAN TERPANJANG DI INDONESIA (1) 10 NEGARA TERAMAH DI DUNIA (1) 10 SAMUDRA TERLUAS DI DUNIA (1) 10 SUNGAI TERPANJANG DI DUNIA (1) 10 TEMPAT WISATA KEBANGGAAN INDONESIA YANG TERKENAL DI DUNIA (1) 15 PENEMUAN PERTAMA DI DUNIA (1) ADI LARAS RELIGI (1) AKHIR ZAMAN (1) AL BAROKAH RELIGI (1) AL HATI RELIGI (1) AL HIDAYAH RELIGI (1) AL LADUNI RELIGI (1) AL MUNAJAT RELIGI (1) AMPEL'S RELIGI (1) ANGIN PUTIH BELIUNG (1) ANJENITA RELIGI (1) ARSADA RELIGI (1) ASSYIFA RELIGI (1) BIANGLALA (1) BRICK BRIKAN (1) DAFTAR KEPALA NEGARA DI DUNIA (1) DAFTAR NAMA DANAU DAN WADUK DI INDONESIA (1) DAFTAR NAMA DESA DAN KODE POS DI PONOROGO (1) DAFTAR NAMA KOTA DAN KABUPATEN DI JAWA TIMUR (1) DAFTAR NAMA NAMA ANAK HEWAN (1) DAFTAR NAMA NAMA BANDARA DI INDONESIA (1) DAFTAR NAMA NAMA GUNUNG DI INDONESIA (1) DAFTAR NAMA NAMA MATA UANG DUNIA (1) DAFTAR NAMA NAMA NEGARA DAN IBU KOTANYA (1) DAFTAR NAMA NAMA STADION SEPAK BOLA DI INDONESIA BESERTA KOTA DAN KAPASITAS PENONTON SEKALIGUS KANDANG DARI KLUBNYA (1) DAFTAR NAMA PONDOK PESANTREN DAN ALAMATNYA DI PONOROGO (1) DANGDUT GT JTV SURABAYA (1) DANGDUT JTV (1) DELAPAN SUNGAI TERKENAL DI INDONESIA (1) DHAYANG (1) DHENTA RIA RELIGI (1) DO'A (1) Download dan lirik lagu TAMPANI DHUWITE Cipt.Dalang poer (1) Download lagu TAMPANI DHUWITE Cipt.Dalang poer (1) EL ROSNAWA RELIGI (1) EL SHINTA RELIGI (1) EVIE TAMALA DAN KH AAD AINURUSSALAM (1) FIFA World Cup 2014 DI BRASIL (1) GOYANGO REK (1) HABIB SYEH (1) IDUL FITRI (1) JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 2014M/1435H (1) JADWAL IMSYAKIYAH RAMADHAN 1436 H / 2015 M (1) JADWAL MOTOGP 2013 (1) JADWAL PERTANDINGAN PIALA DUNIA FIFA World Cup 2014 DI BRASIL JADWAL PERTANDINGAN PIALA DUNIA 2014 (1) JARANAN CITRA BUANA JOMBANGAN (1) JARANAN KUDA BIRAWA (1) JARWO DHOSOK (1) JENENG JENENGE GODONG UTAWO NAMA NAMA DAUN (1) JENENGE ANAK ANAK KEWAN (1) JENENGE ISINE WOH WOHAN UTOWO NAMA NAMA ISI BUAH BUAHAN (1) JENENGE KEMBANG UTOWO NAMA NAMA KEMBANG (1) JENENGE PENTILE WOH WOHAN UTOWO NAMA NAMA BUAH BUAHAN YANG MASIH MUDA (1) JENGKAL PANUWUN RELIGI (1) KAKANG KAWAH RELIGI (1) KALIMOSODO RELIGI (1) KATA KATA DALAM DUNIA MAYA (1) KEUNIKAN KUNANG KUNANG (1) KHOSIDAH CAMPURSARI DJANDHUT (1) KODE AREA TELPON NEGARA DI DUNIA (1) KOPLO ARSIKA (1) KOPLO AXARA (1) KOPLO BALADEWA (1) KOPLO BINARIA (1) KOPLO DIANA (1) KOPLO KI SABRANG (1) KOPLO MADEWA (1) KOPLO MAHKOTA (1) KOPLO NAWANTA (1) KOPLO NEW MAHKOTA (1) KOPLO NEW TW (1) KOPLO OHMABBA (1) KOPLO PANDJALU (1) KOPLO PANORAMA (1) KOPLO PATROLAN (1) KOPLO PERSADA PROBOLINGGO (1) KOPLO PUTRA DEWA ROCK DANGDUT (1) KOPLO RADESTA (1) KOPLO RATNA ANTIKA (1) KOPLO RENA KDI (1) KOPLO RKM (1) KOPLO SAGITA (1) KOPLO SAHARA PROBOLINGGO (1) KOPLO WALI BAND (1) KOPLO WARAS (1) KUSUMA LARAS (1) Kode Plat Nomor kendaraan Bermotor Indonesia (1) LANGEN BUDOYO RELIGI (1) MANDALLA MUSIC PURWANTORO (1) MEKAR SARI DAN TABLA MUSIK (1) MQ TEBU IRENG (1) MUSIK HOLIC (1) NADA UTAMA RELIGI PONOROGO (1) NAMA KOTA SE INDONESIA (1) NAMA NAMA BUPATI PONOROGO (1) NAMA NAMA SUNGAI DI INDONESIA (1) NEOSARI (1) NEW COBRA RELIGI (1) NGAJI BERSAMA MBAH BOLONG/KH NUR HADI (1) NIKMAT HIDUP (1) PADANG BULAN 2 (1) PAKAIAN (1) PALAPA RELIGI (1) PEDANG LEGENDARIS DUNIA (1) PERIBAHASA JAWA (1) PONPES SUNAN DRAJAD RELIGI (1) PRIMA RELIGI (1) PRIMAVERA (1) PUASA (1) PUSPITO LARAS DANGDUT CAMPURSARI (1) PUTRA DEWA RELIGI (1) Pandowo fm Tulungagung Jawa Timur (1) QOSIDAH ANAK (1) RAJAB (1) REBANA DARUSSALAM (1) RENDYSKA (1) RISBA RIA RELIGI (1) ROLLIESTA (1) RUMAH ADAT (1) SAHARA TIMUR RELIGI (1) SAREY DUT DAN MARGOJATI JOLOSUTRO (1) SAWUNGGALING RELIGI (1) SEKAR JAGAD RELIGI (1) SEKAR MAYANG (1) SENJATA TRADISIONAL (1) SERA RELIGI (1) SHOUTUL FATA RELIGI (1) SUKU DI INDONESIA (1) SYI'IRAN WALI VOLUME 2 (1) SYI'IRAN WALI VOLUME 3 (1) TAKBIRAN (1) TARIAN (1) WAHANA RIA RELIGI (1) ZUHRIYA NADA RELIGI (1) didi kempot (1) facebook (1) full dangdut 24 jam (1) lagu nasional (1) lirik lagu TAMPANI DHUWITE Cipt.Dalang poer (1) lirik lagu campursari didi kempot prapatan sleko (1) pas fm Tulungaung (1) prapatan sleko mediun (1) remaja (1) suara giri fm gresik (1) wijaya fm surabaya (1)